Headlines News :
Home » » Beberapa Tokoh penyebar Islam tahap awal di Indonesia

Beberapa Tokoh penyebar Islam tahap awal di Indonesia

Written By pak dirman on Thursday, September 26, 2013 | 7:59 AM

Oleh : Kemas Sudirman


A.  Syekh Abdul Rauf As-Singkel
Abdul Rauf Singkel yang bernama panjang Syekh Abdul Rauf bin al-Jawi al-Fansuri al-Singklili, lahir di Fansur. Lalu di besarkan di Singkil pada awal abad ke 17 M. Ayahnya adalah Syekh Ali Fansuri yang masih bersaudara dengan Syekh Hamzah Fansuri.
A. Rinkes memperkirakan bahwa Abdul Rauf lahir pada tahun 1615 M. Ini didasarkan perhitungan ketika Abdul Rauf kembali dari Mekkah, usianya antara 25 dan 30 tahun (lihat Abdul Hadu WM, 2006:24)menyatakan bahwa perkiraan itu bisa meleset, karena Abdul Rauf berada di Mekkah sekitar 19 tahun. Dan kembali ke Aceh pada tahun 1661. Bila dalam usia 30 tahun ia kembali dari Mekkah, berarti ia dilahirkan pada 1630.
Selama sekitar 19 tahun menghimpun ilmu di Timur Tengah Abdul Rauf tidak hanya belajar di Mekkah saja. Ia juga mempelajari ilmu keagamaan dan tasauf di bawah bimbingan guru-guru yang termasyhur di Madinah. Di kota ini ia belajar kepada kholifah (pengganti) dari tarekat Syah Tariyah yaitu Ahmad Kursyayi dan penggantinya. Mula ibrahim Qurani (Braginsky, 1998:474) dalam kata penutup salah satu karya tasaufnya, Abdul Rauf menyebutkan guru-gurunya . data yang cukup lengkap tentang pendidikan dan tradisi pengajaran yang diwarisinya ini merupakan data pertama tentang pewarisan suvisme dikalangan suvi melayu. Ia juga menyebutkan beberapa  kota Yaman (Zabit, Moha, Bait Alfahki dll). Doha di Semenanjung Qatar, Madinah, Mekah dan Lohor di India. Di samping itu ia juga menyebuktkan dafar 11 tarekat suvi yang diamalkannya. Antara lain Syat Tariyah, Kadariyah, Kubrariya, Suhrawardiyah dan naqsabandiyah (Branginsky, 1998:474).

B.  Syekh Jumadil Qubro
Syekh Jumadil Qubro adalah tokoh yang sering disebutkan dalam berbagai babat dan cerita rakyat sebagai salah seorang pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa. Ia umumnya dianggap bukan keturunan Jawa melainkan asal dari Asia Tengah. Terdapat beberapa versi babat yang menyakini bahwa ia adalah keturunan ke 10 dari Husain bin Ali, yaitu cucu Nabi Muhammad SAW. Sedanhkan Martin Van Brunaisen (1994) menyatakan bahwa ia adalah tokoh yang sama dengan Jamaludin Akbar (lihat keterangan Syekh Maulana Akbar di bawah ini).
Sebagian babat berpendapat bahwa Syekh Jumadil Qubro memiliki dua anak yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dan Maulana Ishak yang bersama-sama dengannya datang ke pulau Jawa, Syekh Jumadil Qubro kemudian tetap di Jawa. Maulana Malik Ibrahim  champa dan adiknya Maulana Ishak mengislamkan Samudra Pasai dengan demikian beberapa wali songo yaitu Sunan Ampel (Raden Ahmad) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucu, sedangkan Sunan Bonang, Sunan Drajat dan Sunan Qudus adalah cicitnya. Hal tersebut menyebabkan adanya pendapat yang mengatakan bahwa para wali songo merupakan keturunan etnis uzbetz yang dominan di Asia Tengahh. Selain kemnungkinan lainnya yaitu etnis Persia, Gujarat, ataupun Hadra maut.

C.  Syekh Maulana Akbar
Syekh Maulana Akbat adalah seorang tokoh di abad 14-15 yang dianggap merupakan pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa. Nama lainnya ialah Syekh Jamaludin Akbar dari Gujarat dan ia kemungkinan besar adalah juga tokoh yang dipanggil dengan nama Syekh Jumadil Qubro, sebagaimana tersebut di atas. Hal ini adalah menurut penelitian Martin Vanbruenesen (1994) yang menyatakan bahwa nama Jumadil Qubro sesungguhnya adalah berubahan hiver-correct. di atas nama Jumadil Akbar oleh masyarakat Jawa

D.  Syekh Datuk Kahfi
Syekh datuk kahfi adalah mubaligh asal Baghdad memilih markas di pelabuhan muara jati yaitu kota Cirebon sekarang. Ia bernama asli Idhafi Ahdi.
Majelis pengajiannya menjadi terkenal karena didatangi oleh nyai Rara Santung dan Kian Santang (Pangeran Cakrabuana) yang merupakan putra putri nyai Subanglarang dari pernikahannya dengan Raja Pajajaran dari wangsa Siliwangi, ditempat pengajian inilah tampaknya nyai Rara Santung bertemu atau dipertemukan dengan Syarif Abdullah. Cucu Syekh Maulana Akbar Gujarat. Setelah mereka menikah. Lahirlah raden syarif hidayatullah kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Makan Syekh Datuk Kahfi ada di gunung  Jati.

E.  Syekh Khalidul Idrus
Syekh Khalidul Idrus  adalah seorang mubaligh Parsi yang berdakwa di Jepara. Menurut suatu penelitian, ia diperkirakan adalah Syekh Abdul Kholiq. Dengan Laqob Al-Idrus. Anak dari Syekh Muhammad Al-Alsy yang wafat di Isfahan Parsi.
Syekh Abdul Khalidul Idrus di Jepara menikahi salah seorang cucu Syekh Maulana Akbar yang kemudian melahirkan Raden Muhammad Yunus. Raden Muhammad Yunus kemudian menikahi salah seorang putri Majapahit hingga mendapat gelar Wong Agung Jepara. Pernikahan Raden Muhammad Yunus dengan Putri Majapahit di Jepara ini kemduian melahirkan Raden Abdul Qadir yang menjadi menantu Raden Patah, bergelar Adipati bin Yunus atau Pati Unus. Setelah gugur di Malaka 1521, Pati Unus dipanggil dengan sebutan Pangeran Sebrang Lor.



DAFTAR PUSTAKA


Dewan Redaksi. 2005. Ensiklopedia Islam.  Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.  

Syalabi, Ahmad. 1987. Sejarah Kebudayaan Islam.  Jakarta : Pustaka Al-Husna.




Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Berbagi Tak Akan Rugi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger